Selasa, 30 Des 2025
Kamis, 09 Oktober 2025 19:31 WIT Samuel Anggara
TERASKASUARI.COM, MANOKWARI — Suasana hangat dan penuh semangat adat mewarnai pelaksanaan Deklarasi dan Pemilihan Kepala Suku Besar Wilayah Adat Meepago yang digelar di Sekretariat Meepago, Jalan Gunung Salju, Amban, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat, Rabu (8/10/2025).
Deklarasi ini menjadi momentum penting bagi masyarakat adat Meepago dalam mempertegas jati diri dan kedaulatan wilayah adat mereka di Tanah Papua. Dalam prosesi adat, masyarakat melaksanakan bakar batu sebagai simbol persaudaraan dan kebersamaan antar-suku.
- BMP Perkuat Persaudaraan di Momen Natal Lewat Bantuan untuk Keluarga Pejuang Pepera, Mahasiswa, dan Mama Papua
- BMP Gelar Pertemuan Lintas Tokoh di Manokwari untuk Perkuat Harmoni Jelang Natal
- Bebika Sanggeng Aktifkan Kembali Program Pemuda Lewat Pembagian Sembako dan Edukasi Literasi Digital
Acara resmi dibuka oleh Marinus Adi, Kepala Suku Paniai, yang kemudian dilanjutkan dengan doa bersama dan pembacaan Pernyataan Sikap Wilayah Adat Meepago oleh Otis Erari, Sekretaris Kerukunan Suku Meepago.
Dalam pernyataannya, masyarakat adat Meepago menegaskan keputusan untuk berdiri sebagai wilayah adat mandiri, terpisah dari Lapago, dengan melibatkan enam kabupaten, yakni Timika, Intan Jaya, Paniai, Deiyai, Dogiyai, dan Nabire. Langkah ini disebut sebagai upaya menjaga, melindungi, dan memperkuat identitas serta hak-hak masyarakat adat Meepago berdasarkan nilai-nilai persatuan dan keadilan.
Setelah pembacaan pernyataan, kegiatan dilanjutkan dengan rapat tertutup oleh Badan Pengurus guna memilih dan menetapkan Ketua Kerukunan Keluarga Besar Suku Meepago. Hasil pemilihan kemudian diumumkan oleh Agus Giay, Wakil Kepala Suku Paniai.
Dalam sambutannya, Ketua terpilih menyampaikan rasa syukur dan komitmen untuk memajukan organisasi sebagai wadah pemersatu masyarakat Meepago di Papua Barat.
“Puji Tuhan, hari ini kita telah menetapkan kepemimpinan yang baru. Ke depan kita akan menyusun program kerja lima tahun ke depan, mulai dari penyusunan AD/ART hingga pelaksanaan Musyawarah Besar dengan melibatkan tokoh adat, pemerintah, dan TNI/Polri,” ujarnya.
Deklarasi ini menandai langkah nyata masyarakat Meepago dalam memperkuat identitas, memperjuangkan keadilan, dan mempersatukan masyarakat adat Papua Tengah di Papua Barat.